Kamis, 17 Mei 2012

HR KENAIKAN TUHAN: Kis 1:1-11; Ef 4:1-13; Mrk 16:15-20 "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum"



Kata-kata atau pesan terakhir dari seseorang yang akan meninggalkan kita untuk selama-lamanya, misalnya meninggal dunia, atau mungkin untuk bepergian cukup lama, pada umumnya mendeteksi dalam hati kita serta mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita. Pesan atau kata-kata terakhir dari orangtua yang akan meninggal dunia, yang berarti orang yang telah mengasihi secara khusus kepada kita, tentu saja akan lebih mendeteksi. Hari ini, dalam rangka mengenangkan Kenaikan Tuhan, kepada kita disampaikan bahwa setelah memberi pesan kepada para rasul Yesus langsung terangkat ke sorga, maka pesan Yesus tersebut sungguh meresap dan mendeteksi dalam hati para rasul maupun mereka yang menerima pewartaan para rasul, sehingga mereka semakin percaya kepada Tuhan, semakin beriman. Marilah kita refleksikan sabda Yesus sebelum terangkat ke sorga.
Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku , mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh. "( Mrk 16: 16-18)
Sebagai orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus, entah secara formal maupun informal, dipanggil untuk 'memberitakan Injil kepada segala makhluk'. Yang dimaksud dengan Injil adalah Warta Gembira alias apa-apa yang menggembirakan dan menyelamatkan, terutama keselamatan dan kegembiraan jiwa. Jika kita sungguh percaya kepada Tuhan, maka kita akan mampu " mengusir setan, berbicara dalam bahasa Roh, tahan terhadap aneka racun, menyembukan orang sakit ". Mengusir setan antara lain dapat kita hayati dengan memberantas aneka bentuk kejahatan, misalnya yang masih marak di negeri kita ini adalah korupi, maka marilah kita berantas korupsi sampai ke akar-akarnya (di sekolah-sekolah hendaknya diberlakukan 'dilarang menyontek dalam ujian atau ulangan'). Berbicara dalam bahasa Roh berarti cara hidup dan cara bertindaknya dijiwai oleh keutamaan-keutaman seperti " kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri " (Gal 5:22-23). Sedangkan menyembuhkan orang sakit kiranya dapat kita wujudkan dengan berbelas kasih kepada yang sakit hati atau mengunjungi mereka yang sakit fisik, yang sedang terbaring di rumah sakit maupun di rumah.
Kepada mereka yang kurang beriman atau tidak percaya kepada Tuhan, kami harapkan untuk bertobat, jika tidak mau terhukum. Sebenarnya orang yang kurang beriman atau tidak percaya kepada Tuhan alias suka berbuat jahat pada dirinya sendiri telah terhuku, karena mereka pasti berusaha untuk hidup menyendiri secara sembunyi-sembunyi dan dengan demikian menjauhkan diri dari sesamanya. Mereka yang kurang atau tidak percaya kepada Tuhan pada umumnya juga kurang atau tidak percaya kepada sesamanya dan senantiasa curiga terhadap sesamanya maupun merasa terancam terus-menerus. Maka marilah kita ingatkan dengan rendah hati saudara-saudari kita yang kurang atau tidak percaya kepada Tuhan
Setiap hari kita bepergian, maka dimana pun berada atau kemana pun pergi kami harapkan tetap bergembira dan ceria, agar dapat menjadi pewarta-pewarta kabar gembira. Marilah kita tiru kegembiraan orang sinthing atau gila, bukan berarti gila atau sakit jiwa, melainkan bergembira dan ceria karena Tuhan senantiasa menyertai dan mendanpingi, sebagai orang yang beriman atau percaya kepadaNya.Orang yang senantiasa bergembira dan ceria pasti akan menarik, memikat dan mempesona bagi siapapun, sehingga mereka tergerak untuk mendekat dan bersahabat dengan kita orang beriman dan kemudian juga bersahabat dan bersatu dengan Tuhan alias senantiasa hidup baik dan berbudi pekerti luhur.
Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar , untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus "(Ef 4:10-14 )
Mereka yang terpanggil menjadi 'nabi, pemberita Injil, gembala, pengajar' kami harapkan menghayati fungsi atau melaksanakan tugas pengutusannya dengan semangat pelayanan, melayani bukan dilayani, meneladan Yesus yang datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani.Fungsi nabi, pemberita Injil, gembala beserta para pembantunya maupun pengajar adalah untuk membangun dan mengembangkan tubuh Kristus alias Gereja, paguyuban umat beriman, maka cara hidup dan cara bertindaknya diharapkan baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, sehingga dapat membangun dan bukan merusak.
Apa yang disebut membangun pada umumnya membuat lebih baik atau lebih besar, sesuai dengan tuntutan atau perkembangan zaman. Sungguh menyayangkan dan memprihatinkan adanya aneka pelanggaran atau ketidak-setiaan para pengembang, misalnya berselingkuh atau bermusuhan. Perselingkuhan pada masa kini masih marak, entah dilakukan oleh para suami-isteri maupun mereka yang terpanggil menjadi imam, bruder atau suster. Memang ketika para tokoh atau pemuka berselingkuh akan lebih mudah ketahuan dan menjadi buah bibir bagi banyak orang; secara khusus jika mereka yang berselingkuh berkarya di pendidikan yang berasrama pasti menjadi batu sandungan bagi segenap penghuni asrama. (Catatan: ada pastor yang berselingkuh sering merasa enak saja).
Sebagai orang yang terpilih dalam pembangunan umat Allah atau umat beriman diharapkan hidup baik, suci dan berbudi pekerti luhur. Hidup baik, suci dan berbudi pekerti luhur di Indonesia masa kini rasanya sungguh sulit dan berat, mengingat dan memperhatikan para tokoh bangsa, politk dan pemerintahan korupsi tak kunjung henti. Yang sangat memprihatikan adalah bahwa ujian nasional tingkat sekolah menengah dijaga atau diawasi dengan ketat oleh kebijakan (bukankah hal ini dapat menjadi cermin bahwa di sekolah-sekolah yang diharapkan membangun manusia menjadi baik, suci dan berbudi pekerti luhur telah berubah menjadi kaderisasi kejahatan seperti korupsi karena kebiasaan menyontek dibiarkan jalan terus). Memang membenahi hal ini kiranya perlu dimulai dari dasarnya yaitu keluarga. Kami berharap para orangtua sungguh memberi perhatian yang memadai dalam pendidikan anak-anaknya sehingga tumbuh berkembang menjadi pribadi yang cerdas beriman.
Allah telah naik dengan diiringi sorak-sorai, ya TUHAN itu, dengan diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah! Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! Allah memerintah sebagai raja atas bangsa -bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus "
(Mzm 47:6-9)

Rabu, 16 Mei 2012

"Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimaNya dari padaKu" (Kis 17:15.22-18:1; Yoh 16:12-15)



Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. " (Yoh 16:12-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Banyak ajaran, nasihat atau petuah yang telah kita terima melalui orangtua, guru, teman atau saudara-saudari kita, sebagai kepanjangan perintah atau sabda Tuhan, namun dengan mudah kita melupakannya sehingga juga tidak melakukannya. Besok kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan dan sesudahnya selama sembilan hari sampai dengan Hari Raya Pentakosta kita diajak berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus. Maka kami mengajak Anda sekalian untuk berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus, dan mohon kepada Tuhan agar mengutus Rohnya kepada kita guna mengingatkan kita akan segala sesuatu yang telah kita terima dari Tuhan melalui saudara-saudari kita, yang telah mengasihi dan memperhatikan kita. Tentu saja selain berdoa kita juga dengan rendah hati dapat bertanya kepada mereka yang telah mengasihi dan memperhatikan kita perihal harapan dan dambaan mereka kepada kita. Pertama-tama marilah kita ingat dan kenangkan aneka macam saran, nasihat, ajaran dan petuah dari orangtua atau bapak ibu kita masing-masing, dan untuk itu hendaknya kita sungguh siaga membuka diri sepenuhnya seraya mendengarkan kembali apa-apa yang pernah atau telah kita lupakan . Sebagai umat beragama baiklah saya mengajak anda sekalian untuk membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, setiap hari; kiranya sekali lagi apa yang saya sampaikan ini dapat menjadi bantuan untuk Anda: kutipan-kutipan dari Kitab Suci. Kami berharap juga gerakan pendalaman iman atau kitab suci ditingkatkan dan diperdalam, entah di dalam keluarga maupun lingkungan. Marilah kita saling curhat atau tukar pengalaman iman, berbicara bersama perihal pengalaman hidup beriman.
·   Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak bisa berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat " (Kis 17:29-30). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita sebagai umat beriman, yang membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah, " karena kita berasal dari keturunan Allah ". Sebagai umat beriman kita memang senantiasa diharapkan memikirkan atau membayangkan kondisi ilahi kita setelah meninggal dunia atau dipanggil Allah. Hidup ilahi, mulia selamanya bersama Allah di sorga tidak sama seperti hidup dunia, atau orang yang sungguh beriman diharapkan tidak bersikap mental materialistis atau duniawi. Untuk itu kami berharap para pemimpin agama di tingkat apapun untuk tidak bersikap materialistis. Secara khusus kami ingatkan para (calon) imam atau klerus pada apa yang tertulis dalam KHK, yaitu " Para klerikus hendaknya hidup sederhana dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang mempengaruhi kesia-siaan. Harta benda yang mereka terima pada kesempataan melaksanakan jabatan gerejawi, setelah dikurangi untuk penghidupan yang layak dan untuk memenuhi tugas jabatannya, sisanya hendaklah digunakan untuk kepentingan Gereja dan karya amal " (KHK kan 282). Marilah meneladan Yesus, yang kaya namun memiskinkan dirinya untuk memperkaya orang lain. Kepada segenap umat Allah kami berharap untuk mendukung hidup sederhana para imam, pastor atau gembalanya dan tidak memanjakan dengan aneka kenikmatan harta duniawi. Jika umat karena tergerak untuk menyumbangkan sebagian harta kekayaannya hendaknya tidak diberikan secara pribadi kepada pastor yang bersangkutan, melainkan secara organisatoris, terutama untuk mendukung pelayanan pastoral yang membutuhkan.
Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya! " (Mzm 148:1-2)

Selasa, 15 Mei 2012

" Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi " (Kis 16:22-34; Yoh 16:5-11)



Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah menguaatus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna untuk kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum "(Yoh 16:5-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Setelah saya ditahbiskan menjadi imam SJ, kemudian saya memperoleh tugas pengutusan sebagai Direktur Perkumpulan Strada-Jakarta untuk mengurus dan mengelola sekolah-sekolah TK s / d SLTA yang bernaung dibawah Perkumpulan Strada. Baru bertugas kurang lebih 4 (empat) bulan saya ditawari oleh Pater Provinsial SJ untuk berpartisipasi dalam Lokakarya Pendidikan SJ di Manila selama sebulan. Menghadapi penawaran itu saya merasa bingung: bagaimana jika sekolah-sekolah harus saya tinggalkan selama sebulan, padahal saya baru beberapa bulan bertugas. Saya kemudian minta saran kepada rekan SJ senior yang kebetulan menjadi Ketua Perkumpulan Strada, dan ia memberi nasihat: " Sekoloh-sekolah Perkumpulan Strada kamu tinggalkan sebulan tidak akan ambruk, paling hanya rusak sedikit dan dengan mudah dapat diperbaharui ".Berbekal nasihat ini akhirnya saya memutuskan untuk pergi sebulan guna berpartisipasi dalam Lokakarya Pendidikan yang ditawarkan kepada saya. Suatu rahmat luar biasa saya terima ketika baru satu minggu mengikuti Lokakarya saya menerima surat dari rekan-rekan staf kantor Strada, yang isinya antara lain karena saya bepergian maka mereka terpaksa harus bertanggung jawab bersama mengambil alih tugas saya; dan memang setelah saya kembali saya saksikan bahwa kepergian saya sungguh mendewasakan mereka dan tentu saja saya pribadi. Saya kemudian menjadi rendah hati, menyadari dan menghayati diri sebagai bagian kecil dari karya yang begitu besar.'Pergi' alias meninggalkan karya demi karya yang bersangkutan sungguh bermanfaat, maka dengan ini kami berharap kepada anda sekalian untuk rela dengan jiwa besar dan hati rela berkorban 'pergi' guna penyegaran diri, entah mengikuti lokakarya atau rekreasi. Marilah kita imani juga bahwa Roh Kudus diberikan kepada saudara-saudari kita, berkarya dalam diri mereka.
·   Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini! " (Kis 16:28), demikian kata Paulus kepada para penjaga penjara, ketika mereka melihat pintu penjara terbuka. Sungguh merupakan sesuatu yang luar biasa kesaksian Paulus, dimana dalam kenyataan sebenarnya ia dapat melarikan diri untuk keluar dari penjara, namun ia tidak melakukannya, padahal sebenarnya dengan mudah sekali ia dapat melakukannya. Paulus kiranya memikirkan petugas penjara yang tidak bersalah dan ada kemungkinan untuk disalahkan dan dipecat dari pekerjaannya jika Paulus melarikan diri dari penjara. Pintu penjara terbuka karena doa Paulus yang dikabulkan oleh Tuhan, bukan karena perbuatan manusia. Orang benar memang senantiasa menang dalam aneka macam hal, meskipun untuk itu ia untuk sementara harus menderita, sampai dipenjara, dituduh bersalah.Maka dengan ini kami berharap kepada para pejuang kebenaran untuk tetap setia dan teguh memperjuangkan kebenaran, dan jika menerima ancaman atau tuduhan palsu atau bahkan secara fisik disakiti, hendaknya tidak marah-marah atau balas dendam, melainkan berdoalah, persembahkan semuanya kepada Tuhan. Biarlah Tuhan yang maha tahu   dan maha adil membuat mujizat, sehingga terbukalah semuanya dengan baik, benar dan jujur. Orang benar dan jujur ​​mungkin akan hancur, tetapi untuk sementara, namun akan selamanya mujur. Marilah kita juga memperhatikan keamanan dan kebahagiaan para petugas keamanan, seperti SATPAM atau penjaga malam, yang harus bertugas dan berjaga sementara kita istirahat. Tugas mereka sungguh berat, namun pada umumnya jaminan sosialnya tak memadai untuk hidup sejahtera atau layak. Ingatlah dan sadari bahwa para petugas keamanan sungguh mulia dan berat tugasnya.
Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu.Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku "
(Mzm 138:1-3).

Senin, 14 Mei 2012

"Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap" (Kis 1:15-17.20-26; Yoh 15:9-17)



 " Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih -Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku , diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain. "(Yoh 15:9-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Matias, rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Terpanggil menjadi rasul berarti diutus untuk 'pergi' ke suatu tempat atau tujuan sesuai dengan yang mengutusnya. Sebagai umat beriman kita semua memiliki panggilan untuk diutus, yaitu diutus untuk mewartakan apa-apa yang baik dan menyelamatkan, terutama keselamatan jiwa manusia, atau cara hidup dan cara bertindaknya senantiasa menarik, memikat dan mempesona bagi orang untuk semakin membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan, semakin suci, semakin hidup baik dan berbudi pekerti luhur. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergia dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap ", demikian sabda Yesus. Yang dimaksud dengan buah di sini adalah keamanan atau kesejahteraan jiwa manusia.Kami percaya bahwa kita semua setiap hari bepergian, entah dalam jarak jauh atau jarak dekat untuk melaksanakan tugas pekerjaan atau menghayati panggilan, maka hendaknya dimana pun kita berada atau kemanapun kita pergi senantiasa menjadi pewarta apa-apa yang baik dan menyelamatkan atau menjadi saksi kesatuan dengan Tuhan.Sebagai yang diutus kita juga dipanggil " Kasihilah seorang akan yang lain ", dengan kata lain dimana pun berada atau kemana pun kita pergi diharapkan hidup dan bertindak saling mengasihi satu sama lain tanpa pandang bulu. Kami berharap kepada mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama dapat menjadi teladan dalam hidup dan bertindak saling mengasihi, dan tentu saja secara khusus kami berharap kepada para orangtua dapat menjadi teladan saling mengasihi untuk anak-anaknya, sehingga anak-anak kelak tumbuh berkembang sebagai pribadi yang saling mengasihi dengan sesamanya.
·   Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya . " (Kis 1:24-25), demikian berita perihal pemilihan Matias, yang terpilih untuk melengkapi dua belas rasul. Fungsi jabatan rasul macam ini pada masa kini diemban oleh para uskup, maka ketika di suatu keuskupan terjadi lowongan uskup atau tahta uskup kosong umat di wilayah keuskupan yang bersangkutan dimohon untuk berdoa bersama mohon siapa yang layak diangkat menjadi uskup. Pemilihan uskup jarang terjadi, namun kita senantiasa diminta untuk mendoakan para uskup. Bukankah ketika kita merayakan atau berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi senantiasa mendoakan para uskup, yaitu dalam Doa Syukur Agung? memang umat tidak mendoakannya, melainkan imam yang mempersembahkan Ekaristi, namun demikian kami berharap umat ini di dalam hati berdoa bersama dengan imam yang sedang mendoakannya. Para uskup atau gembala kita butuh kita doakan, karena tugas dan panggilannya berat dan mulia: melayani umat Allah yang beraneka ragam serta mengalami berbagai masalah pastoral, kemasyarakatan maupun nasional. Selain mendoakan para uskup kiranya kita juga dapat berparitisipi mendukung pelayanan pastoral para uskup, antara lain dengan mempersembahkan sebagian harta benda atau kekayaan kita guna mendukung aneka karya pastoral di wilayah keuskupan, antara lain pendidikan calon imam di seminari, perhatian untuk mereka yang miskin dan berkekurangan, pembangunan sarana-prasarana ibadah maupun kerasulan dst ..
"Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, pujilah nama TUHAN! Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya.Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama TUHAN. TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti TUHAN, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? " (Mzm 113:1-6)

Minggu, 13 Mei 2012

Mg Paskah VI: Kis 10:25-26.34-35.44-48; 1Yoh 4:7-10; Yoh 15:9-17 "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu"



Hidup dalam persaudaraan atau persahabatan sejati pada masa kini sungguh mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan, mengingat dan memperhatikan aneka kerusuhan, kebencian dan permusuhan masih marak di sana-sini. Antar anggota keluarga pun bisa saling membenci dan bermusuhan, karena rebutan warisan, demikian juga antar umat seagama juga dapat bermusuhan dan saling membenci karena merasa kurang dihargai atau diejek. Antar suku juga sering terjadi permusuhan, dst .. Semuanya itu kiranya disebabkan oleh sikap mental egois, dimana orang hanya mencari keenakan atau kepentingan pribadi tanpa memperhatikan kepentingan orang lain atau kepentingan umum / bersama. Sikap mental egois pada umumnya juga masih marak dalam diri orang-orang kota besar / metropolitan, seperti Jakarta, dimana dalam kenyataan memang merasa dirinya terancam atau kurang aman dan kemudian mengamankan diri dengan melindungi diri atau menyendiri, menutup diri. Maka baiklah saya mengajak anda sekalian untuk merenungkan dan menghayati sabda Yesus hari ini.
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu " (Yoh 15:12-14)
Ajaran untuk hidup dan bertindak saling mengasihi hemat saya disampaikan oleh semua agama, tidak ada agama yang mengajarkan kebencian atau mengobarkan permusuhan. Jika ada permusuhan atau kebencian antar umat beragama hemat saya hal itu terjadi karena keterbatasan pemahaman orang yang bersangkutan dalam memahami ajaran agamanya. Bahkan ada aliran agama atau sekolompok orang yang ekstrim dan mengaku beragama yang mengobarkan permusuhan atau pengrusakan. Mereka yang bertindak demikian ini kiranya tidak mampu menyadari dan menghayati diri sebagai 'yang terkasih', orang yang diciptakan, dilahirkan dan dibesarkan dalam dan oleh kasih; mereka tidak menyadari dan menghayati diri sebagai orang yang telah menerima kasih melimpah ruah dari Tuhan melalui sesamanya, terutama melalui orangtuanya.
Hidup dan bertindak saling mengasihi hemat saya mudah dilakukan atau dihayati jika kita menyadari dan menghayati diri sebagai 'yang terkasih'.Marilah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah 'buah kasih', buah atau hasil tindakan cintakasih bapak-ibu kita masing-masing, dan selama kurang lebih selama sembilan bulan kita dengan penuh kasih dan kerahiman hidup dan tumbuh-berkembang dalam rahim ibu kita masing-masing. Ketika kita baru saja dilahirkan dan masih bayi sangat dikasihi orang orangtua kita masing-masing, terutama ibu kita, sehingga ada lagu " Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia ".
Panggilan saling mengasihi pada masa kini hemat saya yang lebih sulit adalah dikasihi. Ingat dan sadari bahwa orangtua atau guru-guru kita dalam mengasihi kita antara lain memberi ajaran, tuntunan, tegoran, kritik, nasihat, petuah dst .., yang mungkin bagi kita terasa sakit atau tidak enak. Kita juga sering dimarahi oleh orangtua atau guru-guru kita, bukan berarti mereka membenci kita tetapi karena mengasihi kita. Siap dikasihi berarti senantiasa menyikapi dan menerima aneka sapaan, sentuhan, nasihat, kritik, ejekan dst .. dari orang lain sebagai kasih.Sadari dan hayati bahwa orang tidak akan menegor, mengritik atau memarahi kita jika mereka tidak mengasihi kita, namun karena mengasihi kita ketika kita tidak baik dalam cara hidup dan cara bertindak, maka mereka menegor atau memarahi kita.
Hidup dan bertindak dalam kasih juga berarti senantiasa mentaati dan melaksanakan aneka tata tertib yang berlalu di dalam hidup dan kerja kita masing-masing setiap hari. Ada tata tertib atau aturan yang tertulis, tetapi juga ada yang tak tertulis, tetapi tersirat. Yang tersirat misalnya: tempat tidur adalah untuk tidur, maka makan-makan atau rekreasi ditempat tidur berarti melanggar kasih, tempat ibadah adalah untuk berdoa, maka ramai-ramai atau memainkan atau bersendau-gurau di tempat ibadah berarti melanggar kasih, dst .. Bacalah dan laksanakan juga aneka aturan yang tertulis dalam aneka kemasan makanan, minuman atau obat maupun buku petunjuk pemakaian kendaraan.
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita " (1Yoh 4:7-10)
Kasih itu berasal dari Allah ", inilah yang kiranya baik untuk kita renungkan, refleksikan dan hayati bersama-sama melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Kata-kata ini kiranya juga sering dihayati oleh mereka yang saling mengasihi, terutama yang akan dan sedang saling berjanji untuk saling mengasihi sampai mati sebagai suami-istri, dimana masing-masing menyadari dan menghayati pasangan hidupnya sebagai anugerah atau kado dari Allah. Dengan kata lain Allah-lah yang telah mempertemukan dan menyatukan mereka sebagai suami-istri. Kami berharap para suami dan istri menghayati pasangan hidupnya sebagai anugerah Allah, sehingga memperlakukan pasangan hidupnya sesuai dengan kehendak dan perintah Allah.
Jika kita hidup dan bertindak saling mengasihi hemat saya hal ini merupakan wujud syukur dan terima kasih kita kepada Allah yang telah lebih dahulu mengasihi kita secara melimpah ruah. Dengan kata lain kasih kita adalah syukur dan terima kasih. Orang yang sedang bersyukur dan berterima kasih pada umumnya damai, bahagia, tenang, bangga dan bersahabat. Hidup dan bertindak dalam kasih berarti senantiasa berusaha mendamaikan mereka yang bermusuhan serta membangun dan memperdalam persaudaraan atau persahabatan.
Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya "(Kis 10:34-35), demikian kata Petrus kepada para pendengarnya atau pengikutnya. Apa yang dikatakan oleh Petrus ini hemat saya merupakan kebenaran yang hakiki, yang selayaknya " Allah tidak membedakan orang ", inilah yang kiranya baik kita renungkan atau hayati dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Penghayatan dari sabda ini tidak lain adalah agar kita bersaudara dan bersahabat dengan siapapun tanpa pandang bulu, kita dipanggil untuk membangun dan memperdalam persaudaraan atau persahabatan sejati. Maka baiklah untuk itu kita hayati secara mendalam apa yang sama di antara kita, antara lain sama-sama ciptaan Allah, sama-sama manusia, sama-sama beriman, sama-sama warga negara dst .. Jika apa yang sama di antara kita dihayati secara mendalam, maka apa yang berbeda antar kita akan fungsional memperdalam dan memperteguh persaudaraan atau persahabatan.
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keamanan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan- nya di depan mata bangsa-bangsa.Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah ! " (Mzm 98:1-4)

Sabtu, 12 Mei 2012

"Ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu" (Kis 16:1-10; Yoh 15:18-21)



"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku" (Yoh 15:18-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Ketika saya masih belajar di sekolah rakyat/dasar di Sekolah Rakyat/Dasar Kanisius desa Murukan, Wedi-Klaten, setiap hari saya berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki sendirian. Jaraknya sekitar 3 km dari desa saya ke sekolah dan hampir setiap hari berpapasan atau bersamaan dengan anak-anak yang sedang belajar di Sekolah Rakyat Muhamadiyah/Islam; mereka ini tinggal di desa dimana setiap hari saya harus melintasinya. Ketika berpapasan dengan mereka saya sering diejek, karena mereka tahu saya belajar di sekolah katolik, antara dengan kata-kata sebagai berikut :"Katolik, katol cilik, yen mati dadi babi dll." (=Katolik, kecil sekali, kalau mati jadi babi).Tentu saya sebagai anak kecil dan sendirian saya tak berani menanggapi apalagi melawan, melainkan dalam hati berdoa semoga mereka tidak menyakiti saya secara fisik. Sedangkan ketika mengikuti pelajaran agama/katekese di desa pada Sabtu sore/malam Minggu kami senantiasa menerima terror dari teman-teman simpatisan PKI. Saya angkat pengalaman saya ini setelah membaca dan merenungkan sabda Yesus hari ini, dimana Ia bersabda "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu". Menjadi murid atau pengikut setia Yesus Kristus memang sering harus menghadapi aneka tantangan atau masalah, bahkan kebencian dari mereka yang tidak senang pada kita, sebagaimana sering dilakukan oleh kelompok ekstrim yang menamakan diri "FPI".  Baiklah jika anda setia pada iman dan agama anda harus menghadapi kebencian dan ancaman, hendaknya diamkan saja seraya berdoa kepada Tuhan. Pengalaman saya di atas sampai kini masih mengesan dan membekas di hati saya sehingga saya tidak mudah takut menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan dalam penghayatan iman maupun pelaksanan tugas panggilan.
·   "Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!" Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana" (Kis 16:9-10). Inilah awal karya missioner atau pewartaan Injil di wilayah Eropa, yang dilakukan oleh Paulus karena perintah Tuhan melalui penampakan. Tanpa takut dan gentar Paulus berusaha mencari kesempatan untuk menyeberang dari wilayah Asia ke wilayah Eropa melalui laut. Tuhan memanggil pasti akan menganugerahi bekal dan menunjukkan jalan, itulah keyakinan iman kita. Panggilan Tuhan dapat berupa permohonan atau ajakan untuk berbuat baik kepada orang lain, maka hendaknya tidak takut untuk berbuat baik kepada siapapun, meskipun kita belum mengenal mereka. Percayalah bahwa Tuhan pasti menyertai perjalanan kita, melindungi dan menguatkan kita sehingga kita mampu menanggapi secara positif ajakan atau permohonan untuk melakukan apa yang baik, meskipun harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan ancaman. Carilah kesempatan dengan tenang dalam Tuhan untuk mengatasi aneka tantangan, masalah dan ancaman, kerena dengan demikian Tuhan pasti menganugerahi jalan atau cara yang baik, memadai dan menyelamatkan. Jika anda menerima pengalaman sebagaimana dialami oleh Paulus, yaitu penampakan Tuhan yang memanggil dan mengutus, hendaknya segera ditanggapi, tanpa ditunda-tunda.
"Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun"
(Mzm 100:1-3.5)

Jumat, 11 Mei 2012

"Supaya kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu" (Kis 15:22-31; Yoh 15:12-17)



Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain . " (Yoh 15:12-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Perintah hidup saling mengasihi kiranya diajarkan oleh semua agama, namun mengapa sering terjadi tawuran, permusuhan dan pembunuhan, saling membenci dst .., meskipun mereka mengakui diri sebagai umat beragama.Mengapa suami-isteri telah sekian tahuh menikah serta dianugerahui anak-anak kemudian bercerai?  Hemat saya hal itu disebabkan oleh kesalahpahaman atau keterbatan pengertian perihal cintakasih. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua agar kita senantiasa hidup dan bertindak saling mengasihi sebagaimana Tuhan telah mengasihi kita. Pedoman atau barometer cintakasih atau cintakasih Tuhan kepada kita, manusia. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita diajak dan dipanggil untuk hidup dan bertindak saling mengasihi dengan meneladan cintakasihNya kepada kita semua. Yesus telah menyerahkan atau mempersembahkan diri seutuhnya sehingga menderita, wafat di kayu salib demi keselamatan dan kebahagiaan kita. CintakasihNya kepada kita sungguh total tanpa syarat. Marilah kita wujudkan saling mengasihi dengan saling memberikan diri satu sama lain tanpa syarat, dan tentu saja kami berharap pertama-tama dan terutama hal ini dihayati oleh para suami-istri yang telah saling berjanji baik dalam untung dan malang, sehat maupun sakit, sampai mati. Keteladanan Anda sebagai suami-isteri dalam saling mengasihi untuk anak-anak Anda sungguh dibutuhkan, sehingga anak-anak kelak kemudian ketika menjadi dewasa akan hidup dan bertindak saling mengasihi. Kepada kita semua, segenap umat beriman, kami ajak untuk menghayati diri sebagai yang dikasihi oleh Tuhan secara melimpah ruah dan kemudian melanjutkan atau menyalurkannya untuk sesamanya dimana pun dan kapan pun.

·     " Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat . " (Kis 15:28-29), demikian tanggapan para rasul dan penatua di Yerusalem kepada usulan Paulus dan Barnabas pada nama umat. Dalam pengalaman hidup dan kerja kita, kiranya kita sering menghadapi aneka masalah atau soal, maka hendaknya hal itu dibicarakan bersama dalam terang Roh Kudus, untuk selanjutnya diambil kebijakan sesuai dengan ilham Roh Kudus. Apa yang dilakukan oleh para rasul dan penatua ini pada masa kini senantiasa juga dilakukan oleh para gembala kita, yang sering mengadakan sinode atau sidang tahunan. Di Indonesia misalnya setiap tahun para gembala / uskup berkumpul untuk berbicara dan bertukar pengalaman bersama di kantor KWI perihal aneka macam masalah atau soal yang muncul dalam penggembalaan mereka. Sumbang-saran dan percakapan dalam Tuhan atau terang Roh Kudus akhirnya mengasilkan kebijakan pastoral yang membahagiakan dan menyelamatkan umat. Kebijakan pastoral memang senantiasa dibutuhkan para imam atau gembala dalam menghayati panggilannya, maka kami harapkan para imam atau pastor paroki sungguh bertindak bijaksana dalam menggembalakan umat, bukan kebijakan pribadi melainkan kebijakan yang lahir dari percakapan atau pertemuan bersama dalam Tuhan, dalam Roh Kudus, dengan rekan sekerja atau para pembantu dalam tugas penggembalaan.Ingat dan sadari bahwa Anda sebelum ditahbiskan menjadi imam harus lulus dalam tes kebijakan pastoral dan telah dinyatakan lulus, maka hendaknya hal itu terus dikembangkan dan diperdalam terus menerus: kebijakan pastoral dalam penggembalaan umat.

"Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar! Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa; sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi ! " (Mzm 97:8-12)

Kamis, 10 Mei 2012

"Tinggallah di dalam kasihku itu" (Kis 15:7-21; Yoh 15:9-11)



 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih -Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh "(Yoh 15:9-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Perintah yang paling utama dari Tuhan adalah saling mengasihi, yang berarti siaga untuk mengasihi maupun dikasihi. Hemat saya pengalaman yang paling membekas dalam diri kita adalah dikasihi dari mengasihi, maka hendaknya pengalaman dikasihi ini terus menerus diperdalam dan dikembangkan. Bukankah setelah dilahirkan dari rahim ibu kita terus menerus dikasihi sehingga dapat tumbuh berkembang sebagaimana adanya pada saat ini, sehingga kita senantiasa senang dan rindu tinggal bersama orangtua kita masing-masing, karena memang mereka lah yang kita hayati sebagai yang lebih banyak mengasihi dari orang lain. Namun jika sebagai orang beriman kita mawas diri dengan jujur ​​dan benar kiranya kita akan mengakui dan menyadari, dan tentu saja juga kami harapkan menghayati, bahwa Tuhan lah yang paling banyak telah mengasihi dan memperhatikan kita. Di mana pun kita berada atau kemanapun kita pergi Tuhan senantiasa mendampingi atau menyertai, antara lain melalui malaikat pelindung. Sebagaimana karena kasih orangtua kita senang tinggal bersama orangtua, maka karena Tuhan mahasegalanya dan kasihNya yang luar biasa kepada kita, mau tidak mau kita   senantiasa tinggal di dalam kasihNya. Tinggal di dalam kasihNya berarti melaksanakan kehendak atau perintah, senantiasa hidup dan bertindak dengan saling mengasihi. Jika kita senantiasa hidup saling mengasihi maka sukacita kita akan menjadi penuh, kita tidak akan pernah sedih, frustrasi atau menderita.
·   Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak bisa menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah " (Kis 15:19-20), demikian usul atau pendapat Paulus dan Barnabas dalam menanggapi perkembangan jumlah umat yang menimbulkan pertanyaan atau masalah. " Kita tidak bisa menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah ", inilah yang hendaknya kita tanggapi dan laksanakan. Jangan mengahalang-halangi atau mempersulit orang untuk berbuat baik, itulah yang harus kita hayati. Saya sungguh merasa prihatin bahwa izin untuk mendirikan rumah ibadah (kapel, gereja) lebih sulit dari izin membangun losmen / penginapan, hotel, dst ..., padahal rumah ibadah merupakan sarana untuk membantu orang semakin membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan, sementara itu telah menjadi rahasia umum bahwa tempat-tempat akomodasi saat ini sering disalahgunakan untuk perbuatan maksiat atau pelacuran. Maka dengan ini kami berharap kepada para pejabat atau kepala daerah untuk tidak mempersulit izin pendirian atau pembangunan rumah ibadat. Demikian juga hendaknya tidak dilarang penggunaan rumah atau tempat tinggal untuk kegiatan ibadah atau doa bersama. Hidup beragama merupakan hak asasi manusia, maka para pejabat pemerintah tidak mungkin mempersulit kehidupan umat beragama, dan jika mempersulit berarti mereka tidak beriman. Dan tentu saja tidak hanya para pejabat, melainkan kita semua demikian juga, yaitu jika mempersulit penghayatan hidup beragama orang lain berarti tidak beriman atau tidak ber-Tuhan. Marilah kita bangun, kembangkan dan perdalam kehidupan bersama antar umat beragama, dan hendaknya jangan mudah tergoda oleh jabatan atau uang untuk mengacau kehidupan umat beragama.
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan- Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa. " (Mzm 96:1-3)

Rabu, 09 Mei 2012

"Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu" (Kis 15:1-6; Yoh 15:1-8)



 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu . Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting- rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dilemparkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. " (Yoh 15:1-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Hidup beriman berarti mempersembahkan diri atau seluruh hidupnya kepada Tuhan, dan dengan demikian senantiasa juga tinggal atau hidup bersama dengan Tuhan kapan pun dan dimana pun. Dengan kata lain jika kita hidup dan bertindak senantiasa dalam dan oleh iman, maka cara hidup dan cara bertindak kita akan menghasilkan buah-buah yang menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keamanan atau kebahagiaan jiwa. Buahnya tidak hanya satu atau dua saja, melainkan melimpah ruah, tak terhitung banyaknya. Tinggal bersama atau senantiasa bersatu dengan Tuhan berarti secara konkret sebagai anggota keluarga atau komunitas senantiasa berpartisipasi dalam aneka kehidupan dan kerja keluarga atau komunitas, tidak pernah absen dalam acara-acara atau kegiatan keluarga atau komunitas. Pengamatan kami adalah bahwa mereka yang jarang atau sama sekali tidak pernah bertemu dengan rekan-rekan sekomunitas, sekeluarga, se tempat kerja, se desa / kampung dst .., yang berarti orang yang suka menyendiri dan egois pada umumnya tidak lama kemudian memisahkan diri dari keluarga , komunitas atau tempat kerja: sebagai suami-istri lalu bercerai atau berselingkuh, sebagai imam, bruder atau suster mengundurkan diri, sebagai warga masyarakat merasa tak kerasan lalu pindah tempat tinggal dst .. Sabda hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua pentingnya bekerjasama dalam aneka kegiatan dan usaha; jika kita bekerja pasti akan menghasilkan buah melimpah dan kebahagiaan, sebagaimana juara sepakbola dunia tahun lalu dapat mengalahkan musuh-musuhnya dengan cemerlang karena kerjasama dalam permainan yang sungguh cantik dan memikat.
·   Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu " (Kis 5:6), demikian informasi dalam hidup dan kerja para rasul dalam menghadapi masalah atau soal. Kami percaya dalam kehidupan, kerja atau tugas kita menghadapi aneka masalah atau soal, maka jika menghadapi masalah atau soal hendaknya segera dibicarakan bersama-sama atau minta tolong orang lain untuk memecahkan masalah atau soal tersebut. Aneka bentuk konferensi atau pertemuan kiranya sering kita lakukan, entah secara formal atau informal. Dari pengalaman cukup banyak masalah atau soal dapat diselesaikan dalam pembicaraan bersama, entah itu terjadi sambil makan bersama, di tengah-tengah atau di sela-sela berolahraga dst ..Yang tidak kalah penting adalah berbicara bersama-sama alias saling curhat. Curhat berarti saling tukar pengalaman hati / perasaan, dan kami percaya semua orang memiliki pengalaman yang berbeda satu sama lain, demikian juga pengalaman tidak pandang bulu, tua-muda, besar-kecil, pandai-bodoh dst .. masing-masing memiiliki pengalaman.Untuk itu dalam saling curhat atau tukar pengalaman hati dibutuhkan kerendahan hati agar dapat saling mengungkapkan isi hati / perasaan dan mendengarkan dengan baik. Dengan berbicara atau curhat kita semua akan saling diperkaya, dan dengan demikian dalam kebersamaan kita akan mampu mengatasi atau menyelesaikan aneka macam  masalah atau soal. Percayalah jika kita memiliki hati, jiwa dan budi yang baik saling berbicara akan menghasilkan sesuatu yang indah dan menakjubkan, di luar dugaan. Saya pernah mendapat pertanyaan atau sanggahan ketika mengusulkan pentingnya percakapan atau curhat secara rutin (bulanan), yaitu perihal isi atau bahan percakapan.Menanggapi hal itu saya berikan jawaban bahwa bahan atau isi percakapan tidak lain adalah kehadiran kita semua, karena saya percaya jika kita saling bertemu pasti akan berbicara atau bercurhat.
Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, ke mana suku-suku berziarah, yakni suku -suku TUHAN, " (Mzm 122:1-4a)

Selasa, 08 Mei 2012

" Apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu " (Kis 14:19-28; Yoh 14:27-31A)



"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Jika kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata -kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku "(Yoh 14:27 - 31A)
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Apa yang disebut dengan kenikmatan fisik memang berbeda dengan kenikmatan spiritual. Sebagai orang berinab hendaknya lebih mengutamakan kenikmatan spiritual dari fisik dan tentu saja jika dapat menikmati keduanya secara bersamaan atau integral lebih baik, mengingat dan memperhatikan kita masih hidup di dunia secara fisik.Kenikmatan fisik itu misalnya dalam hal seks, makanan maupun minuman, tidur dst .., sedangkan kenikmatan spiritual ada di dalam hati, jiwa dan akal budi: kenikmatan fisik bersifat sementara tetapi kenikmatan spiritual bertahan lama atau bahkan dinikmati sampai mati atau dipanggil Tuhan. Maka jika kita mendambakan kenikmatan yang bertahan lama atau sampai mati hendaknya meneladan Yesus yang "mengasihi Bapa dan melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada ". Dengan kata lain marilah kita melaksanakan kehendak dan perintah Allah, yang secara konkret hal ini dapat kita hayati dengan setia menghayati janji-janji yang pernah diikrarkan   Atau baiklah kita juga dapat mewujudkan perintah dan kehendak Allah dengan cara: " dalam dan dengan semangat iman kita hidup dan melakukan apapun, termasuk dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ". Dalam kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, istirahat / tidur, rekreasi dst ..hendaknya dalam dan dengan iman. Hayati segala sesuatu dalam Tuhan atau temukan Tuhan dalam segala sesuatu. "Damai sejahtera lahir dan batin, fisik dan spiritual" menjadi dambaan semua orang, kita semua, maka marilah kita usahakan bersama-sama dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Kami juga berharap kepada mereka yang masih mendambakan kenikmatan fisik melulu untuk mengembangkan dan meningkatkan ke kenikmatan spiritual atau rohani.
·   Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk Akses dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara "(Kis 14:21-22). " Bertekun dalam iman dan berusaha untuk masuk dalam Kerajaan Allah "  memang tak akan terlepas dari aneka macam bentuk penderitaan atau kesengsaraan, dan penderitaan maupun kesengsaraan yang lahir dari kesetiaan pada iman maupun usaha masuk dalam Kerajaan Allah alias lebih dikuasai oleh Allah merupakan jalan keselamatan atau kebahagiaan sejati, maka hadapilah dalam keteguhan iman. " Jer basuki mowo beyo "= Hidup mulia dan damai sejahtera butuh perjuangan dan pengorbanan. Ada kecenderungan banyak orang masa kini, yang diawali di dalam keluarga-keluarga, untuk memanjakan anak-anak atau generasi muda, dan hal ini antara lain didukung oleh aneka produk tehnologi yang membanjiri warga atau masyarakat, antara lain makanan atau minuman yang memanjakan lidah kita, tangan maupun semua anggota tubuh kita yang lain. Aneka makanan dan minuman instant telah menina-bubukkan lidah kita, dan kiranya tak lama kemudian jika diibiarkan cara hidup dan cara bertindak kita akan dikuasai oleh orang-orang yang bersikap mental materialistis dan kemudian kita juga akan memiliki sikap mental materilistis. Usaha untuk bertekun dalam iman hemat saya untuk masa kini memang harus dimulai dari makanan dan minuman, artinya berusaha makan dan minum apa-apa yang menyehatkan tubuh, sehingga tubuh sungguh handal. Kehandalan tubuh akan memudahkan untuk hidup dan bertindak dijiwai oleh iman. Kami berharap para orangtua tidak memanjakan lidah anak-anaknya dengan aneka macam jenis makanan instant dan yang tidak sehat.
Segala yang kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu "(Mzm 145:10-12)

Senin, 07 Mei 2012

" Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu " (Kis 14:5-18: Yoh 14:21-26)



Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya. " Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;  tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu . " (Yoh 14:21-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·    Yesus berpesan kepada para rasul dan kita semua yang beriman kepadaNya agar senantiasa melaksanakan segala sesuatu yang pernah Ia ajarkan. Apa yang diajarkan Yesus antara lain dicatat dalam bentuk tulisan atau buku, Injil, sebagaimana kita miliki pada saat ini. Maka baiklah saya mengingatkan dan mengajak kita semua yang beriman kepadaNya untuk rajin dan setia membaca, merenungkan, memahami dan melaksanakan apa yang tertulis di dalam Injil. Memang tidak mudah memahami apa yang tertulis dalam Injil, apalagi melaksanakan atau menghayatinya, namun demikian marilah kita ingat dan imani bahwa kepada kita dijanjikan Roh Kudus yang akan membantu kita untuk memahami dan melaksanakan apa yang tertulis di dalam Injil.Apa yang dijanjikan oleh Yesus ini kiranya mulai dari saat ini dapat kita wujudkan secara konkret, antara lain kita bersama-sama membaca, merenungkan dan memahami dan kemudian menghayati apa yang tertulis di dalan Injil. Maka hendaknya diusahakan adanya gerakan pendalaman Injil atau iman bersama, pertama-tama di dalam keluarga kita masing-masing dan kemudian diperluas di tingkat lingkungan atau stasi. Di dalam keluarga hemat saya dapat diselenggarakan setiap hari, serta dapat menggunakan apa yang saya kirimkan via email setiap hari ini. Dengan kata lain usaha saya yang sederhana dan kecil untuk merefleksikan Injil pada hari yang bersangkutan, silahkan diperluas dan diperdalam kembali pemahaman maupun penghayatan konkret sesuai dengan situasi dan kondisi Anda atau keluarga Anda. Sedangkan di tingkat lingkungan atau stasi hendaknya mimimal seminggu sekali diselenggarakan pendalaman Injil dan iman bersama-sama. Percayalah bahwa dengan cara demikian ini Anda akan semakin memahami Injil dan menghayati apa yang disabdakan atau diajarkan oleh Yesus.
·     " Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya "(Kis 14:15), demikian kata Barnabas dan Paulus kepada umat yang mendengarkan pengajaran atau kotbah mereka.Apa yang dilakukan atau dikatakan oleh Barnabas dan Paulus kiranya dapat menjadi bahan permenungan atau refleksi yang baik bagi para pewarta Injill, misalnya para katekis, entah katekis resmi maupun relawan, dan tentu saja juga untuk kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus. Pemberitaan Injil bertujuan agar mereka yang mendengarkannya ' meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup '. Perbuatan sia-sia tidak lain adalah perbuatan dosa, segala tindakan atau perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, misalnya bermalas-malas, berfoya-foya alias memboroskan waktu dan tenaga guna untuk kesehatan fisik maupun spiritualitas. Sedangkan berbuat atau bertindak sesuai dengan kehendak Allah antara lain melakukan apa yang baik demi kesehatan fisik dan spiritual atau orang senantiasa bekerja keras melakukan apa yang baik guna keamanan fisik dan spiritual. Maka kepada mereka yang sedang bertugas belajar kami harapkan belajar sungguh-sungguh, tidak hanya belajar dari apa yang diajarkan di tempat-tempat pendidikan resmi atau sekolah-sekolah, melainkan juga belajar dari kehidupan dan pengalaman. Kepada mereka yang bertugas untuk bekerja kami harapkan bekerja keras melaksanakan tugas-tugasnya dan tentu saja juga dengan semangat belajar terus menerus guna meningkatkan dan memperdalam keterampilan dan kecakapan bekerja. Marilah meneledan orang-orang yang sukses dimana dalam dan dan dengan cintakasih besar melakukan apa yang harus dikerjakan.
Mengapa bangsa-bangsa akan berkata: "Di mana Allah mereka?" Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia , "
 (Mzm 115:2-4)

Minggu, 06 Mei 2012

Mg Paskah V: Kis 9:26-31; 1Yoh 3:18-24; Yoh 15:1-8 "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya"



Setiap manusia atau kita semua diciptakan dalam kebersamaan atau gotong-royong oleh Allah yang bekerjasama dengan orangtua kita masing-masing yang saling bergotong-royong atau kerja sama dalam cintakasih. Dengan kata lain masing-masing dari kita adalah buah kesatuan cintakasih atau kerjasama, antara laki-laki dan perempuan yang berbeda satu sama lain dalam banyak hal. Maka kita semua dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan kehendak Allah maupun dambaan kita yang baik jika kita hidup dan bekerja dalam kebersamaan atau gotong-royong. Berbagai kasus telah menjadi bukti, yaitu mereka yang jarang berkumpul atau sama sekali tak mau berkumpul dengan saudara-saudarinya, misalnya imam dengan sesama imam, suster dengan sesama suster, bruder dan sesama bruder, antar anggota keluarga atau komunitas / Tarekat, pada umumnya tidak lama kemudian 'hilang' atau 'mengundurkan diri' dari kebersamaan hidup terpanggil. Jika yang bersangkutan tidak mundur pada umumnya buah karya atau pelayanannya juga kurang memberi buah keselamatan jiwa.Kebersamaan atau kegotong-royongan dengan saudara-saudari merupakan wujud kebersamaan kita dengan Allah, maka marilah kita mawas diri sejauh mana kita hidup dan bertindak dalam   kebersamaan atau gotong-royong.
"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa "(Yoh 15:5).
Sebagai ciptaan Allah jika kita mendambakan hidup berbahagia, damai sejahtera dan selamat lahir maupun batin, fisik maupun jiwa, dan tentu saja terutama dan pertama-tama jiwa, maka kita senantiasa harus bersatu dan bersama dengan Allah kapan pun dan dimana pun.Kebersamaan atau persatuan dengan Allah harus menjadi nyata juga dalam kebersamaan atau persatuan dengan saudara-saudari kita. Apa yang disabdakan oleh Yesus di atas rasanya secara konkret telah dihayati oleh para suami dan istri yang saling mengasihi satu sama lain sebagai kebersamaan atau asosiasi, yang antara lain ditandai dalam hubungan seks dan akhirnya menghasilkan buah cintakasih atau kerjasama, seorang anak atau keturunan. Semoga kesatuan para suami-isteri tidak sebatas fisik saja, melainkan juga sampai pada kesatuan hati, jiwa dan akal budi, karena dengan demikian buahnya atau keturunannya akan mewarisi kesatuan tersebut.
Tinggal dan hidup maupun   bekerja bersama dengan Allah memang dapat kita wujudkan dalam hidup dan bekerja bersama dalam cintakasih, dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tenaga. Uni dengan Allah ini dapat menjadi nyata dalam kesatuan dengan Yesus Kristus, Allah yang telah menjadi manusia seperti kita kccuali dalam hal dosa, menderita sengsara, wafat disalibkan dan dibangkitkan dari mati. Dengan kata lain kita sungguh mencintai Yesus Kristus. "Menghayati cinta mendalam kepada pribadi Kristus menyebabkan bahwa kita ingin mengenakan 'pikiran Kristus', agar kita menjadi, nampak dan berbuat seperti Dia. Itulah yang merupakan corak pertama daan dasar cara kita bertindak " (SJ, Teman Dalam Perutusan, Penerbit Kanisius 1985, hal 330).
Nampak dan berbuat seperti Dia " alias menjadi sahabat-sahabat Yesus itulah kiranya yang baik kita renungkan dan hayati.  Pertama-tama hendaknya kita sungguh mengenal Yesus Kristus dan untuk itu kiranya dapat kita lakukan dengan membaca dan mencecap dalam-dalam apa yang tertulis di dalam Kitab Suci atau Injil. Di dalam Injil dikisahkan 'cara melihat, cara merasa, cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak' Yesus terhadap aneka manusia maupun peristiwa kehidupan, yang dijiwai oleh cintakasih. Maka sebagai sahabat-sahabat atau murid-murid Yesus Kristus kita semua dipanggil untuk senantiasa hidup dan bertindak dijiwai oleh cintakasih, apalagi kita semua diadakan / diciptakan dan dibesarkan sebagaimana adanya saat ini karena dan oleh cintakasih.Pertama-tama dalam mengasihi saudara-saudari kita hendaknya dengan rendah hati dan lemah lembut sesuai dengan apa yang mereka butuhkan demi kesejahteraan dan keamanan mareka, terutama jiwanya. Pada masa kini yang mungkin sulit dan berat adalah 'dikasihi'. Dikasihi tidak hanya enak dan nikmat di dalam tubuh, melainkan juga sering tidak enak dan menyakiti, yaitu ketika kita diejek, dikritik, diberitahu, dididik / dibimbing dst .. Hendaknya semua sapaan, perlakuan dan sikap saudara-saudari kita dihayati sebagai kasih mereka kepada kita.
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita bisa menenangkan hati kita di hadapan Allah, sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu . " (1Yoh 3:18-20)
Cintakasih sejati memang harus menjadi nyata dalam tindakan atau perilaku, tidak berhenti pada kata-kata manis dan ramah di lidah saja.Anda semua yang menjadi suami-isteri kiranya telah menghayati cintakasih tidak hanya dalam kata manis dengan lidah saja, melainkan menjadi nyata dalam tindakan atau perilaku yaitu dalam hubungan seksual dimana Anda saling memberikan diri seutuhnya secara terbuka atau telanjang, tak ada sesuatupun yang tersembunyi: semuanya dipersembahkan kepada yang terkasih. Kami berharap pengalaman tersebut menjadi nyata juga atau dihayati dalam mengasihi anak-anak yang dianugerahkan Tuhan kepada Anda, sehingga anak-anak tumbuh berkembang dalam cintakasih yang nyata dan kelak kemudian hari mereka juga akan mengasihi sesamanya lebih dalam tindakan atau perilaku dari kata-kata atau omongan .
Kita semua dapat mewujudkan cintakasih dalam saling memberi perhatian, dan perhatian tersebut dapat menjadi nyata dalam aneka bentuk tergantung situasi dan kondisi atau kesempatan dan kemungkinan.Perhatian antara lain dapat diwujudkan dengan tinggal bersama, menghadiri atau mendatangi, mendoakan dst .. Secara khusus kami ingatkan kepada mereka yang mengunjungi saudara-saudarinya yang sedang menderita sakit, hendaknya lebih mengutamakan hadir atau bersama mereka dari omong-omong, apalagi menanyakan sebab-sebab mereka menderita sakit. Kepada para pimpinan karya atau hidup bersama kami harapkan sering mendatangi anak buah atau anggota seraya memberikan sapaan secukupnya. Yang juga tak pernah bisa dilupakan adalah cintakasih atau perhatian orangtua untuk anak-anaknya: hendaknya dengan besar hati dan pengorbanan memboroskan waktu dan energi untuk anak-anaknya. Cintakasih memang antara lain harus diwujudkan dalam pemborosan waktu dan energi untuk yang terkasih.
Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus "(Kis 9:31), demikian berita yang menggembirakan perihal pertambahan jumlah mereka yang percaya kepada Yesus Kristus karena kehadiran Paulus dan Barnabas.Hal ini kiranya merupakan contoh atau teladan yang baik bagi para gembala umat atau para pastor / imam. Secara khusus kami harapkan pada para pastor paroki: hendaknya memberi perhatian dalam pelayanan pastoral dengan mengunjungi umat di wilayah parokinya secara bergiliran sehingga seluruh umat pernah dikunjungi. Berpatoral berarti mengunjungi atau mendatangi, lebih-lebih atau terutama mereka yang kurang memperoleh perhatian atau mereka yang miskin dan berkekurangan.
nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia. Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya! Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat melanjutkan hidup . "
 (Mzm 22:26 b-30)

Sabtu, 05 Mei 2012

"Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu Aku akan melakukannya" (Kis 13:44-52; Yoh 14:7-14)



"Jika kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup untuk kami."Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya . " (Yoh 14:7-14), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·    Sebagai orang beriman atau beragama kiranya kita sering berdoa dan dalam doa-doa kita pasti kita mengajukan permohonan-permohonan kepada Tuhan. Sabda hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua agar jika mengajukan permohonan-permohonan kepada Tuhan, hendaknya dalam nama Tuhan.Permohonan dalam nama Tuhan berarti apa-apa yang berguna untuk keselamatan atau kebahagiaan jiwa manusia, entah jiwa kita sendiri maupun jiwa saudara-saudari kita. Di dalam doa umat pada Perayaan Ekaristi hari Minggu dapat kita lihat bahwa ada 4 (empat) permohonan, dimana 3 (tiga) permohonan pertama untuk orang lain dan baru permohonan keempat atau terakhir untuk diri sendiri.Pertama-tama kita mohon agar para pemimpin, entah pemimpin masyarakat maupun Gereja, senantiasa memperhati-kan mereka yang dipimpin, antara lain dengan menghayati fungsi kepemimpinan dalam semangat melayani. Kemudian kita mohon untuk mereka yang tersingkir, miskin dan berkekurangan dengan harapan memperoleh perhatian atau uluran kasih dari saudara-saudarinya dan baru kemudian mohon untuk diri sendiri agar kita hidup dan bertindak sesuai dengan sabda Tuhan, sebagaimana diwartakan pada hari yang bersangkutan.Maka mengajukan permohonan dalam nama Tuhan untuk diri sendiri berarti kita mohon agar dapat hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Percayalah bahwa jika kita mohon hal ini pasti dikabulkan dan tentu saja pengabulan tersebut butuh kerjasama kita, dengan kata lain kita senantiasa berusaha untuk hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur.
·    Inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi . "(Kis 13:47). Perintah kepada Petrus ini kiranya juga bagi kita semua umat beriman. Sebagai umat beriman kita telah ditentukan " menjadi terang untuk bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah dan membawa keselamatan sampai ke ujung bumi ". Untuk itu tentu saja kita sendiri senantiasa berada di dalam 'terang', artinya kita sungguh menjadi orang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Pada masa kini kiranya cukup banyak orang berada di dalam kegelapan alias kurang baik, kurang bermoral atau kurang berbudi pekerti luhur, entah karena mereka masih suka melakukan korupsi atau dosa dalam aneka bentuk, seperti bohong, menipu, malas, suka menyakiti orang lain dan balas dendam , dst ... Marilah mereka yang berada di dalam kegelapan ini kita dekati dengan rendah hati untuk meninggalkan kegelapan menuju terang, meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah dan kemudian hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Kami percaya kita semua setiap hari bepergian, entah dekat atau jauh, dalam rangka melaksanakan tugas pengutusan atau pekerjaan kita masing-masing, maka kami berharap kemana pun Anda pergi atau dimana pun Anda berada kami harapkan Anda dapat menjadi 'terang' untuk saudara-saudari Anda atau sesama Anda. Percayalah jika kita sungguh dalam terang alias hidup dan bertindak senantiasa bersama dan bersatu dengan Tuhan, maka kita pasti akan mampu mengajak mereka yang berada didalam kegelapan untuk menuju ke terang, bertobat dengan meninggalkan aneka perbuatan jahat dan kemudian senantiasa berbuat baik.
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keamanan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan- nya di depan mata bangsa-bangsa. Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah ! "(Mzm 98:1-4)